Kota Bengkulu – Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa sejak Januari hingga menjelang akhir Agustus 2022 sebanyak 828 warga di Provinsi Bengkulu terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bengkulu Oktomi Harlena di Kota Bengkulu, Minggu, mengatakan bahwa tingginya kasus DBD di Provinsi Bengkulu karena kondisi cuaca.
Ia menjelaskan kondisi cuaca di Provinsi Bengkulu yang sering kali terjadi hujan menyebabkan banyaknya genangan air yang menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
Pihaknya meminta masyarakat untuk rajin melakukan 3 M yaitu menguras bak mandi atau tempat penampungan air di dalam rumah.
Kemudian menutup tempat penampungan air agar terhindar dari nyamuk yang akan berkembang biak serta mengubur sampah yang menjadi tempat atau sarang nyamuk.
“Serta mendaur ulang barang bekas, jika 3M plus ini bisa diterapkan maka dapat meminimalkan kasus DBD,” ujarnya.
Menurut dia, kasus terbanyak berada di Kota Bengkulu yaitu sekitar 158 kasus, Kabupaten Bengkulu Utara 148 kasus, Kabupaten Bengkulu Selatan 131 kasus.
Selanjutnya Kabupaten Kaur 49 kasus, Kabupaten Seluma 94 kasus, Kabupaten Bengkulu Tengah 48 kasus, Kabupaten Kepahiang 52 kasus.
Kabupaten Rejang Lebong 68 kasus, Kabupaten Lebong 72 kasus dan Kabupaten Mukomuko sekitar 10 kasus.
Lanjut Oktomi, saat ini pihaknya sedang melakukan observasi dan pemeriksaan lebih lanjut terkait tingginya kasus demam berdarah di Kabupaten Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu.
Selain itu terkait fogging, dirinya menegaskan bahwa pengasapan kurang efektif sebab hanya mematikan nyamuk dewasa bukan jentik-jentik.
“Kandungan zat kimia yang berasa dalam fogging juga membahayakan kesehatan manusia,” terangnya.
Sementara itu, Stasiun Klimatologi Bengkulu menyebutkan bahwa hujan ringan hingga lebat ini masih akan terjadi 3 hari ke depan.
Hal tersebut terjadi karena adanya daerah konvergensi yang menyebabkan peluang terbentuknya awan hujan semakin tinggi. (Ant)