Politik jangan sampai menghalangi solidaritas kita untuk menciptakan perdamaian dan kemakmuran di Afghanistan

New York, Amerika Serikat – “Politik jangan sampai menghalangi solidaritas kita untuk menciptakan perdamaian dan kemakmuran di Afghanistan. Karena di atas politik, masih ada kemanusiaan (humanity),” ujar Menteri Luar Negeri Retno saat menghadiri pertemuan High-Level Event on Global Solidarity with Afghan Women and Girls di Markas besar PBB di New York, AS (19/9).

“Kita semua berada di sini untuk satu tujuan, yaitu untuk menunjukkan solidaritas kita untuk perempuan dan anak-anak perempuan Afghanistan. Solidaritas artinya empati dan dukungan nyata”, ucap Menlu mengawali pidatonya.

Lebih lanjut, ia sampaikan bahwa situasi perempuan dan anak-anak perempuan di Afghanistan sudah sangat menghawatirkan. “Apakah kita akan membiarkan politik menghalangi kita untuk membantu Afghanistan? Atau kita akan ulurkan tangan, bagaimanapun kondisi politik yang ada?” ungkap Menlu.

Indonesia percaya pilihan kedua adalah pilihan yang lebih tepat. Itulah mengapa Indonesia berkontribusi bagi Afghanistan dalam 3 hal yaitu:

1) bantuan kemanusiaan, dalam bentuk pengiriman 10 juta dosis vaksin polio ke Afghanistan, dengan bekerja sama dengan UNICEF;

2) berbagi pengalaman dengan para ulama Afghanistan. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia berbagi pengalaman dengan para ulama Afghanistan mengenai pentingnya pendidikan untuk perempuan, salah satunya melalui program kunjungan ulama ke Afghanistan yang diselenggarakan oleh OKI; dan

3) menyediakan pendidikan dan pelatihan untuk perempuan. Tahun lalu, Indonesia dan Qatar menyelenggarakan International Conference on Afghan Women’s Education (ICAWE) di Bali. Konferensi yang kedua akan diselenggarakan pada November tahun ini. Pada kesempatan ini, Menlu mengundang para peserta pertemuan untuk menghadiri konferensi ini.

High-Level Event on Global Solidarity with Afghan Women and Girls adalah side event rangkaian SMU PBB di New York yang diselenggarakan Indonesia bersama Irlandia, Kanada dan Women’s Forum. (Rls)